Fasilitas Yang Telah Terbangun, Menuntut Untuk Diperhatikan - Si Lajur Kuning


- "Aku meraba raba jalan di tengah kota ini. Dengan tongkat yang selalu terbawa di tanganku" Lalu berlanjut kisah yang menyedihkan. Bayangkan mereka harus melewati halang rintang macam ini. Melompati tiang miring, menghindar dari beberapa tiang pendek kuning hitam macam itu. Jadilah kisah kota ini tidak lagi merayu rayu dan membuat rindu bagi mereka -

Begitulah pemandangan yang bisa teman teman lihat di area Stasiun Tugu. Sepulang mengunjungi Delayota Art #13 pada 29 Desember kemarin, saya menyempatkan diri untuk berjalan jalan di Malioboro, dan berencana pulang naik kereta. Dan apa yang saya lihat saat saya dan teman teman berjalan menuju Stasiun Tugu sedikit membuat saya merasa miris.
Guiding block, lajur kuning yang diperuntukkan bagi tuna netra bisa saja dinilai tidak layak untuk mereka gunakan. Beberapa kali saya temui guiding block ditanami tiang kuning hitam seperti gambar yang saya ambil di area pedestrian depan Stasiun Tugu yang keramaiannya mengalahkan stasiun di kota saya, mengingat stasiun ini menjadi salah satu unsur "jantung" Kota Yogyakarta.

Beberapa guiding block juga zig zag sehingga menyulitkan para tuna netra berjalan sesuai guiding block yang sudah terpasang. Lalu apakah (mereka para pengelola tata lahan dan apalah itu) peduli pada kegunaan guiding block tersebut jika dalam kenyataannya justru mempersulit para tuna netra mencari jalan yang aman untuk mereka?

Lebih baik benar benar dipasang dengan "benar" daripada terpasang tapi membahayakan. Kalau menurut teman teman ?

Komentar

Postingan Populer