Menghormati Perokok

    


Manusia memiliki sejuta hak dalam menjalani hidupnya. Hak untuk hidup, bernafas, hak untuk melakukan apapun (ya tapi sesuai dengan aturan juga). Saat menjadi anak-anak sendiri, manusia memiliki hak dasar setidaknya untuk hidup, tumbuh kembang, mendapatkan perlindungan, dan berpartisipasi dalam menyuarakan pendapat mereka. Saat menjadi dewasa, manusia mendapati bahwa mereka memiliki keinginan yang begitu banyak, dan bisa mereka klaim sebagai hak yang bisa mereka lakukan, namun nyatanya mereka sering lupa, adakalanya hal yang mereka inginkan dan bersikeras mereka lakukan, justru menjadi kerugian bagi orang di sekitarnya. Ah, bisa jadi hal itu tidak bisa disebut hak lagi.

        Mari kita sebutkan salah satunya: merokok di tempat umum.

       Mungkin merokok adalah kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan bagi sebagian orang. Seringkali terdengar percakapan yang salah satu kalimatnya tersebut, "ngga ngerokok ngga asyik", atau "kalau ngga ada rokok badanku lemes", tapi yang paling kocak adalah saat kalimat yang kudengar adalah "kalau ngga ngerokok, badanku gemeter". Aku begitu tidak paham apakah begitu pentingnya rokok dalam hidup jadi jika tidak ada rokok, kehidupan sehari-hari jadi terganggu? Jadi kuanggap hal itu seperti saat suatu hari aku ingin makan cimol, tapi tidak ada di hari itu, sehingga siang sampai malam, cimol menjadi kata yang kuucap ulang-ulang hingga mataku hampir terlelap lagi. Oke aku akan memahami.

        Kemudian suatu saat aku pernah protes saat aku duduk di suatu ruang, lalu tiba-tiba datang dua orang dengan rokok yang menyala di tangannya. Asapnya mengisi satu ruangan. Tanganku lalu menunjuk ke arah tulisan yang sudah tertempel tiga lembar di ruangan itu (prediksiku sih sebenarnya lebih dari tiga, ya tapi ya sudah dilepas oleh mereka saja). Tangan mereka mengibas mengisyaratkan aku untuk diam, atau pergi. Ah iya lupa aku kan harusnya menghormati mereka sebagai perokok ya? Aku harusnya berjalan pergi kalau kalau asap mereka sudah mulai tercium dari kejauhan. Karena ya kan aku penghirup udara bersih, harusnya aku lebih hormat pada mereka yang sudah berkorban untuk menghirup udara-udara berpolutan itu.


Salam hormat, 


(ditulis tepat didepan manusia manusia perokok tersebut agar mereka membaca saat aku mengetik tulisan ini)

Komentar

Postingan Populer